Sarjana Islam PM Dr Mohd. Asri mengupas penuh penghayatan akan makna kebahagiaan dalam hidup seseorang. Betapa mereka yang miskin dan begitu sederhana hidupnya, yang kadang-kadang dipandang 'hina' atau diremehkan...menikmati kelazatan makanan yang seadanya serta mampu tidur lena di teratak yang tidak indah berbanding mereka yang kaya raya tetapi tertekan dengan makanan yang tidak boleh ditelan serta tidak mampu tidur dengan tenteram di rumah agam...
Betapa bahagia menurutnya merupakan nikmat Allah yang sangat ajaib... kewujudannya tidak langsung berkaitan dengan proksi materialistik yang sering menjadi idaman kebanyakan insan. Itulah nikmat kurniaan Allah yang diizinkanNya pada mereka yang dipilihNya...
Saya juga baru belajar tentang meneladani mana bahagia yang sebenar... Kilas jatuh bangun dalam mengemudi seribu satu masalah dan kesulitan; selang seli pula dengan kenikmatan yang kadang-kadang saya turut terlupa tentang makna syukur tentangnya..
Seperti rutin penulisan yang sering saya kongsikan, lontaran bicara atau garis-garis tulisan mudah sahaja melakarkan fakta dan keterangan namun untuk meng'internalisasikan' situasi itu... sangat bergantung pada izin Allah ta'ala serta keikhlasan kita untuk menerima sesuatu sebagai kenyataan.
Ajaibnya rasa bahagia.... kurniaan Allah SWT yang begitu indah dan hebat wujudnya dalam kemelut hidup kita yang begitu mengharap diliputi rasa bahagia....
Setiap kali berhadapan kesulitan dan ujian... rutin kita biasa berhadapan dengan emosi yang tertekan serta hasilan yang membawa kepada hilangnya rasa lazat makanan serta keinginan untuk melenakan mata buat melupakan kepahitan. Lalu fikiran disuakan pula oleh kitaran terhadap ingatan dan kenangan yang begitu memahitkan sehingga kadang-kadang saya sendiri sebenarnya 'terbabas' mengucapkan sesuatu yang tidak wajar sebagai doa..astaghfirullah..
Dr Asri berkongsi pandangannya bahawa 'hidup ini tiada apa sebenarnya... sedangkan hidup sebenar adalah di hari akhirat'. Kupasan yang diulangkan beliau berulangkali dengan mengemukakan ayat-ayat Alquran yang sangat banyak menceritakan betapa nilai dunia ini langsung tidak dipandang di sisi Allah...
Bahagia yang saya harapkan dari rutin sistem yang dinilai manusia; menemukan saya pada jalan kecewa yang diizinkan Allah menemukan pula saya pada keajaiban rasa bahagia di sisiNya..
Suatu penawar yang begitu melegakan ialah tatkala saya melalui lorong berisi sampah-sampah penuh hanyir, busuk dan meloyakan...lalu mengingatkan pula saya pada analog dunia yang diperjelaskan Nabi Muhammad SAW bahawa dunia ini di sisi Allah umpama sampah yang tidak perlukan oleh insan...
Tatkala duka kecewa juga, lebih baik untuk kita memantapkan dan terus berdoa dengan doa-doa yang baik... dari terus kecewa merintih kesal dengan sesuatu yang telah berlalu; dan betapa indahnya jika kita dapat memaafkan mereka yang tidak adil terhadap kita dengan pengharapan, maaf dan doa yang lebih baik...
Alhamdulillah... sesungguhnya bahagia di dalam hati itu hanya datangnya dari Allah SWT..
No comments:
Post a Comment