Umum mengetahui...perumpamaan yang diberi kepada guru-guru atau mana-mana individu yang mengorbankan dirinya untuk menerangi alam dengan ilmu dan pengetahuan. mereka ini dikatakan 'membakar' diri demi kesejahteraan orang lain. Itulah juga konotasi yang sering saya baca...tahun demi tahun dalam konteks menghargai betapa tingginya jasa insan yang berbakti pada ilmu dan masyarakat.
Buku "Adorning Knowledge with Action" yang baru saya dapatkan beberapa minggu lalu kini menjadi tatapan saya.... yang mana bab demi bab di dalamnya saya baca secara berulang (fakta dan isinya begitu menyentuh hati dan perasaan)... Kewujudan fakta mengenai lilin yang membakar diri turut diselitkan dalam salah satu isi di dalamnya.
Apa yang mengejutkan saya...prinsip mengenai konteks lilin yang membakar ternyata sangat berbeza jauh dari apa yang kita 'agung'kan selama ini. Berdasarkan nota kaki rujukan, frasa penting dalam isi mengenai lilin yang membakar diri itu rupanya berasal dari hadeeth rasulullah SAW. Terjemahan dari hadeeth tersebut menyebut bahawa perumpamaan individu yang tidak mengamalkan ilmu yang dikongsikannya seperti pelita/lampu/ lilin yang menerangi... ia membakar/ memusnahkan diri tanpa mengambil manfaat dari cahaya yang diteranginya.".The example of the scholar who teaches the people good thins but forgets himself is that of a lantern, it gives the light to other people but burns itself out" (reported by At Tabaranee in al Kabeer and in ad Diyaa')
Dengan kata lain...jika kita diumpamakan sebagai lilin yang membakar diri; ia adalah satu TEGURAN/ TEMPELAK terhadap diri kita yang gagal menterjemahkan ilmu dalam kehidupan sebaik-baiknya.
'Ya Allah...I seek refuge in You from knowledge which does not benefit, from a heart which does not feel humble, from a soul that does not feel contented and from an invocation that is not answered'
No comments:
Post a Comment