Saya mengambil masa yang agak lama untuk bangkit memilih jalan sebagai da'i. Tugas yang selama ini saya pendamkan dalam diam. Saya tahu ianya ntara yang perlu saya lakukan, namun saya letakkan perkara lain sebagai prioriti utk saya kejar dan dapatkan sebagai sesuatu yang dihajatkan.
Betapa saya membuat banyak kesilapan. Selalu tidak yakin utk bercakap untuk menyeru kepada Allah swt. Menyeru orang lain kepada akidah yang benar. Saban hari saya berhadapan dengan populasi yang sarat dengan diskusi ilmiah...namun semuanya hambar tanpa dimensi untuk mengingati kewujudan Tuhan dalam kehidupan.
Tanpa saya sedari, selama berpuluh tahun ini saya mendokong agenda sekular yang menjadi tonggak kefahaman atheism. Bergelumang dengan deduksi ilmu, perbincangan, hafalan dan carahidup yang sama sekali terkongkong dalam aliran yang memisahkan batas solat dan ritual ibadah dari dimensi keilmuan dan kehidupan.
Hari ini, saya dikejutkan dengan peraturan yang saya anggap memadamkan sementara langkah-langkah awal saya untuk menjadi da'i. Saya terpempan. Terpegun sementara. Dan jiwa saya dirundung kedukaan tiba-tiba.
Batas yang saya harapkan menjadi medan untuk memulihkan keletihan saya bergelut dengan atheism kini tidak lagi dibenarkan untuk saya menghadirinya sesuka hati. Saya terikat dengan peraturan yang menobatkan saya adalah pakar dalam bidang bukan da'i. Kenyataan yang sangat mendukacitakan.
Allah maha mengetahui apa yang saya lakukan demi memenuhi amanah dan tugas saya. Ada waktu di luar keterbatasan formal ini saya lakukan tugas-tugas yang perlu saya siapkan. Saya yakin, saya tidak menyusahkan sesiapa. Namun, sesungguhnya kerja-kerja da'wah ini bukan tugas seperti yang penuh keindahan bagai melalui permaidani indah dan disambut megah. Sayalah yang perlu terus berdisiplin untuk tidak 'mengusik sesuatu yang menghalang jalan da'wah ini. Perlu bersedia dengan ujian yang sering datang dari pelbagai sudut.
No comments:
Post a Comment