Demi manfaat ILMU, kita Bertemu dan Bertamu...

Wednesday, August 14, 2013

Hukum agama: Dipelihara jidar kemuliaannya, BUKAN untuk di'jidal' kan

Ya, saya bukan ustazah. Jauh sekali untuk bercakap tentang hukum-hakam yang tidak pernah saya tela'ah sepertimana saya menatap kitab-kitab perubatan moden mahupun lembaran biostatistik dan penyelidikan penyakit berjangkit.

Mereka yang dimuliakan Allah dengan ilmu Bahasa AlQuran, memahami kitab-kitab bahasa Arab serta memanfaatkan pula isinya dengan rujukan silang secara langsung dengan tafsir muktabar AlQuran serta terjemahan sunnah dan kehidupan sahabat dan tabi'in serta tabi'ut tabi'in...nyata adalah insan yang unggul dan istimewa di mata masyarakat.

Nyata kedudukan saya untuk bercakap tentang isu semasa (poligami) yang berkait hukum syari'e yang seringnya 'gamat'; tidak memenuhi kriteria 'qualified' ; apatah lagi membincangkan polemik yang disensasikan serta mengundang pula perbahasan dan ketidakselesaan ruang peribadi mereka yang terlibat.

Izinkan saya berkongsi apa yang saya rasa perlu untuk kita sama-sama menterjemahkannya dalam amalan kehidupan. Perhatikanlah hikmah pentarbiyahan Alquran; dimensi persembahannya yang jauh menusuk ke sanubari. Ungkapan kisah yang berulang-ulang, skop yang terkadang dirasakan tidak terjangkau batas fikiran (saya merasakannya setiap kali membaca surah Al-fil), dengan pemilihan kalimah yang sangat agung untuk dihayati serta diamalkan. Dan tiada siapa yang mampu mengambil hidayah Alquran jika hati tidak 'submit' sepenuhnya kepada Allah SWT.

"Apakah kamu tidak mahu masuk islam? Jika mereka menyerahkan diri sepenuhnya (islam) kepada Allah, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk..." Ali 'Imran maksud ayat 20.

"Katakanlah, "Ta'atlah kepada Allah dan rasulNya, jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang kafir" ..Ali 'Imran maksud ayat 32.

Fokus seseorang yang sedar dirinya muslim adalah pada keredhaan Allah. Apa keperluannya 'berdebat' tentang rumahtangga atau keluarga orang lain sekadar untuk menambah 'juice'(ghibah atau sarcastic remarks) sosek-sosek bicara yang cenderung membawa dosa? Lebih mengejutkan, lantang pula berbahas/ berdebat/ berbantahan (jidal) dengan ilmuwan agama yang nyata tersohor ilmunya.

Hukum agama adalah 'jurisdiction' mereka yang diamanahkan untuk memelihara kemuliaan peraturan dan undang-undang Allah, sesuai ditempatnya. Bukan hak sebarangan indidivu yang mengaku muslim (individual rights) yang sesuka hati meluahkan penuh emosi setuju atau tidak setuju. Sesuatu yang pada pandangan saya tidak logik apabila individu yang tiada mengena dalam lingkungan peribadi memberikan komen / luahan negatif sesuatu yang tidak pun berlaku pada dirinya.

Sebagai muslim, hukum agama seperti isu poligami sepatutnya sama-sama kita pelihara kemuliaan hukum dan amalannya; bukan diperdebat/ diremeh sehingga membawa 'outcomes' yang menimbulkan persepsi yang bukan-bukan...

No comments: